Sabtu, 06 Juni 2015

Kehidupan



Belajar untuk sabar dan syukur, jika sabar ada batasnya belum sabar itu namanya, dan jika syukur saat senang dan bahagia itu bukan syukur namanya. kesabaran dan memiliki rasa syukur yang terbaik akan memberikan jalan keselamatan.
Seperti kata James watt "HIDUP BUKAN HANYA UNTUK DIRI SENDIRI",
Kalau kita cermati lebih dalam, maka ada makna tersembunyi yang jauh lebih luas yakni hidup ini sesungguhnya bukan kehendak kita, tetapi kehendak Nya Yang Maha Memiliki Kehidupan, hidup bukanlah semata-mata untuk diri kita sendiri, melainkan hidup untuk memberikan manfaat bagi orang lain dan kehidupan alam semesta ini Kalau kita melakukan sebuah perjalanan ke dalam diri kita sendiri "inner journey", maka kita akan menemukan bahwa sesungguhnya diri kita ini sangat mengagumkan. Bahwa hidup kita ini sangat mengagumkan, maka sepantasnya kalau kemudian kita menghargai kehidupan kita ini, menggunakan hidup ini untuk lebih bermakna. Menghargai hidup berarti menjalani hidup ini penuh makna, menggunakan hidup ini untuk memberikan manfaat bagi kesejahteraan diri sendiri, keluarga dan orang-orang di sekitar kita.
Bagaimana menggunakan hidup untuk berkah bagi kita dan sesama ? Bagaimana menghargai hidup yang sudah diberikan oleh Nya Yang Memiliki Kehidupan ? Apa yang harus dilakukan dalam hidup agar menjadi lebih bermakna ? Tentu banyak sekali jawaban-jawaban yang bisa dituliskan dalam menghargai hidup ini. Banyak sekali cara-cara dalam menggunakan hidup menjadi lebih bermakna.
1. MULAI MEMIKIRKAN ORANG LAIN JUGA SELAIN MEMIKIRKAN DIRI KITA SENDIRI.
Pikirkan sejenak, apakah kita sering memikirkan diri sendiri dibandingkan orang lain ? Misalnya berpikir bagaimana memenuhi keinginan sendiri, ingin pekerjaan lebih baik, ingin penghasilan lebih tinggi, ingin rumah lebih mewah, ingin mobil lewah baru, ingin bisnis lebih besar, ingin hidup lebih kaya dan ingin-ingin yang lainnya. Kalau hal itu yang selalu ada dalam pikiran kita, artinya lebih sering memikirkan diri sendiri. Kalau itu yang memenuhi benak pikiran kita, artinya kita hanya berpusat pada diri sendiri dan mementingkan diri sendiri. Salah satu cara untuk "merevolusi" hidup kita adalah memulai mengubah pusat hidup kita dengan memikirkan orang lain. Misalnya memikirkan bagaimana membantu anak-anak yatim agar bisa bersekolah, membantu fakir miskin yang kesulitan membeli sembako, bagaimana membantu memberikan pekerjaan bagi pengangguran, membantu orang tak berdaya, memikirkan orang yang kurang rejeki, orang yang tidak pernah dibantu hidupnya. Itu artinya kita sudah mulai memikirikan orang lain, tidak hanya memikirkan diri sendiri saja. Ini akan membawa kita lebih dekat dengan kemudahan, kebahagiaan dan keberuntungan dalam hidup. 

2. MIILIKILAH SIMPATI DAN KEMUDIAN EMPATI YANG TINGGI
Bersikap empati kepada orang lain merupakan salah satu cara menghargai hidup kita. Bersikap empati berbeda pengertiannya dengan sikap simpati. Sikap simpati lebih merupakan kesepakatan penilaian terhadap orang lain. Sedangkan sikap empati lebih menekankan pada mengerti orang lain, memahami kondisi orang lain secara emosional dan intelektual. Artinya kita menggunakan ketajaman mata hati untuk memperhatikan kebutuhan orang lain, berusaha melihat kesulitan orang lain.
Bersikap empati, sederhananya memandang keluar melalui kerangka pikiran orang lain, atau melihat dunia dan hubungan dengan orang lain melalui kaca mata orang lain.
Bagaimana caranya ?. Kita dapat memulainya dengan menumbuhkan pemahaman dan perasaan dari dalam jiwa kita. Menanamkan tekad dari dalam hati untuk mengutamakan kepentingan orang lain. Memiliki kerendahan hati, kesediaan berbagi kebaikan dengan orang lain. Memiliki kesediaan hati berbagai kegembiraan disaat memperoleh kemenangan dan memberikan dorongan disaat mengalami kesulitan.

3. SELALU BERPIKIR POSITIF DAN KONSTRUKTIF
Melepaskan energi positif artinya banyak melakukan pekerjaan-pekerjaan positif. Memandang hidup ini dari kaca mata positif dan banyak melakukan hal-hal positif. Pernahkah kita merasakan kebahagiaan pada saat menolong orang yang sedang benar-benar kesuksesan, misalnya ? Itulah sesungguhnya kebahagiaan yang menyentuh aspek spiritual. Sikap-sikap yang membangun juga merupakan kelanjutan dari sikap positif, biasakanlah gunakan sikap, pikiran dan kata-kata yang membangun, jangan yang menjatuhkan (destruktif) atau yang bisa menghancurkan harapan dan impian orang lain apalagi demi meninggikan derajat dan harkat diri kita.
Lakukanlah hal-hal sederhana yang akan menjadikan hidup kita tidak sederhana. Selamat membangun dan mengembangkan citra diri yang potensial kearah yang telah direncanakan demi masa depan gemilang.
Salam Freedom
F.Suhanda-Freedom Motivator.

0 komentar:

Posting Komentar